
Hingga saat ini penyidik Bareskrim Mabes Polri masih mendalami sejumlah vendor atau perusahaan penyedia barang PT Anugerah Nusantara dalam kasus dugaan korupsi pengadaan peralatan pembangunan fasilitas produksi riset dan alih teknologi produksi vaksin flu burung di Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes RI senilai Rp 718.800.551.000 pada tahun anggaran 2008-2011.
"Terkait dengan kasus flu burung, fokus dari pemeriksaan dugaan tindak pidana korupsi vaksin flu burung, ini masih mendalami pemeriksaan para vendor, jadi vendor informasinya terus bertambah," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (10/8/2012).
Sementara ini penyidik masih mendalami tiga vendor dalam kasus tersebut. Tentunya kedepan akan terus berkembang karena ada beberapa vendor nanti yang masih terkait dengan PT Anugerah Nusantara selaku pemenang lelang.
"Jadi ini yang dilakukan penyidik untuk mengembang lebih lanjut keterkaitan dengan vendor lainnya. Karena ini juga tidak hanya terkait masalah pengadaan peralatan, tetapi juga maslah sarana bangunan fisik. Juga ada beberapa vendor yang masih didalami nanti akan kita sampaikan lebih lanjut,"katanya.
Dalam kasus ini, penyidik telah menetapkan satu orang tersangka berinisial TPS selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)karena diduga melakukan kegiatan seperti yang tertuang di pasal 2 ayat 1 dan pasal 3 Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 juncto undang-undang nomor 20 tahun 2001 tentang tindak pidana korupsi.
Kini penyidik Bareskrim Polri pun sudah melakukan langkah-langkah penggeledahan di PT Biofarma di Pasteur, Bandung, di PT Biofarma Cisarua Bandung, sebuah gudang di Buah Batu, Bandung, dan di sebuah laboratorium di sebuah Univesitas di Surabaya serta kantor Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan RI.
Selain itu, penyidik juga telah lakukan penyitaan terhadap sejumlah barang, antara lain peralatan untuk produksi vaksin flu burung yang ada di PT Biofarma Pasteur, Bandung, peralatan untuk vaksin flu burung yang ada di Cisarua, Bandung, peralatan untuk produksi vaksin flu burung yang ada di gudang Bandung, peralatan untuk produksi vaksin flu burung yang ada di dalam laboratorium di Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur dan menyita uang hasil pengembalian Rp 224 juta dan USD 31 200. Semua yang disita sudah ditetapkan sebagai barang bukti.
Kasus dugaan korupsi vaksin flu burung dimulai dengan pekerjaan pengadaan peralatan pembangunan fasilitas produksi riset dan alih teknologi produksi vaksin flu burung di Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes RI senilai Rp 718.800.551.000 pada tahun anggaran 2008-2011.
Kemudian penyidik bareskrim Polri menerima sebuah aduan pada 5 April 2012 yang kemudian ditindak lanjuti karena ada dugaan terjadi mark up dalam proyek tersebut. Setelah melewati proses penyelidikan, kemudia bareskrim pun menetapkan satu orang tersangka dalam kasus tersebut berinisial PTS yang berasal dari Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes RI yang menjadi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam kasus tersebut.
Reviews:
Posting Komentar